Jumat, 15 April 2016

Mentari Dibalik Jilbab


      Aku adalah seorang cwek yang hidup di suatu daerah yang masyarakatnya masih sangat kolot pemikirannya, dan masih sedikit akan pengetahuan agama islam. aku tahu kalo berhijab wajib hukumnya bagi umat islam, tapi aku tak tahu bagimana cara melakukan kewajiban itu, sedangkan keluarga dan biaya untuk membeli pakaian muslimah sangat tidak mendukung. meski begitu aku selalu berharap suatu hari nanti allah pasti memeberi jalan kepadaku untuk melaksanakan kewajiban itu.


       "Setiap saat aku menjalankan sholat, aku harus selalu mengenakan pakaian jilbab." bisik ku dalam hati kecil, tapi segera aku sadar hatiku langsung bedetak "deg" dan wajahku mulai memerah, matakupun berkaca-kaca. aku mulai teringat akan keadaanku yang tidak mungkin untuk membeli pakaian jilbab.


       Orang tuaku bukanlah orang kaya, tetapi juga bukan orang melarat. dan sebenarnya mereka mampu untuk membeli pakian jilbab itu. aku memeaklumi hal itu karena orang tuaku bukan lah golongan orang santri yang mengerti tentang masalah agama, dapat digolongkan islamnya itu hanya islam KTP, sehingga kepentingan berjibab seringkali mereka anggap suatu hal yang neko-neko.


       Tapi aku selalu mencoba untuk bersabar,  aku juga sering kali menceritakan keinginanku itu pada teman-temanku yang sudah berjilbab, tapi tidak juga mendapatkan jalan keluar. aku anggap ini adalah cobaaan bagiku dan aku harus bersabar.


       3 bulan telah berlalu, temanku neza mengatakan kepadaku kalu sekarang ada gerakan 1000 jilbab. jadi anak-anak belum berjilbab mendapatkan bantuan dari anak remas. "Alhamdulillah" ucapanku dalam hati.


       Lega rasa hatiku mendengar perkataan temanku neza.  aku tidak begitu merasa malu mengingat jilbab merupakan kebutuhan, meskipun aku harus mendapatkannya degan orang lain. setelah aku menerima pakaian jilbab dari pihak remas, aku merasa sangat bahagia dan aku kira tak ada lagi cobaan yang berarti karna aku tinggal memakainya tanpa dipungut biaya sepeserpun. tapi kenyataannya tak seindah yang kubayangkan. ternyata mengenakan jilbab lebih berat cobaannya daripada mendapatkannya.


       cobaan yang datang dari berbagi pihak. dari orang tua, kakak, adik, mereka selalu mencemoohku dengan berbagai kata-kata yang kasar dan kotor. yang ngak pantaslah,  dan berbagi macam penghinaan yang lain yang harus aku terima setiap waktu. aku juga sering mengatakan  kalau aku bersikeras memakai jilbab, beliau tidak akan menyekolahkan dan tidak mengurusku lagi. sementara ibuku paling kucintai ternyata berpendapat sama dengan ayahku.


"dengarkan kamu tidak akan mati meskipun kamu tidak memakai jilab" bentak ibuku.
"Tapi bu....!!!"
"tidak tapi-tapian, lagipula kalo belum tahu dalilnya tidak usah berpakian seperti itu. tidak ada gunannya...!!! sela kakakku yang berpendapat dengan mereka.


       aku kecewa sekali mendengar perkataan mereka, aku hanya bisa menjawab dengan tangisan-tangisan yang tidak berarti bagi mereka. seakan-akan aku tak punya siapa-siapa agi di dunia ini. hanya saat sekolah dan mengaji hatiku bisa merasakan tenang dan bahagia. dan hanya satu anak lelaki yang mendukungku untuk memakai jilbab, anamun dia berada jauh dariku. dengan keaadan yang seperti itu aku tidak tahn lagi menghadapinya.


"sabar...sabar... mungkin itu mememang cobaan yang harus kamu hadapi" hibur neza "iya... kamu harus kuat.. kamu harus bersabar... karena membawa kebenaran ditenah kedzaliman itu amatlh muliah" sela salah seorang teman yang selalu setia menemaniku.


"walu sekejam-kejamnya orang tua pasti juga tidak akan membunuh anaknya sendiri" tambahan neza. semua perkataan itu membuatku tenang dan tentram apabila aku berada dirumah.


"apakah orang tuaku termasuk orang yang zalim? " pikirku dalam hatiyang selalu bertanya-tanya.


       Hari demi hari kulewati dengan bersabar meskipun ucapan-ucapan dan kurang baik dari keluargaku itu selalu membuat nafsu amarahku bangkit. namun demikian aku selalu mencoba untuk menghibur diriku sendiri dalam menghadapi semua masalah yang ada.


       Satu bualan aku telah berjilbab aku merasa lega dan bangga pada diriku sendiri karena sejak aat itu aku mulai mengerti bahwa begitu bervariasi hidup di dunia ini, penih dengan tangis, canda ,tawa dan semuanya. benar kata seorang pujangga yang menyatakan bahwa "dunia ini terasa seperti panggung sandiwara yang ceritanya mudah sekali untuk berubah"

Inilah kitaπŸ˜‚πŸ˜‚ pnuh dgn kkonyolan dan kbersamaan (TEMAN SATU TUJUAN)πŸŽ“πŸ“–




19 Sunnah Yang Jarang Dikerjakan Kaum Muslimin

Sunnah adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam baik perkataan, perbuatan, ataupun persetujuan. Sunnah juga berarti sesuatu yang pelakunya mendapat pahala dan tidak ada dosa bagi yang meninggalkannya. Di antara perbuatan sunnah yang jarang dilakukan kaum muslimin adalah sebagai berikut:

1. Mendahulukan Kaki Kanan Saat Memakai Sandal Dan Kaki Kiri Saat Melepasnya
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Jika kalian memakai sandal maka dahulukanlah kaki kanan, dan jika melepaskannya, maka dahulukanlah kaki kiri. Jika memakainya maka hendaklah memakai keduanya atau tidak memakaikeduanya sama sekali.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

2. Menjaga Dan Memelihara Wudhu
Diriwayatkan dari Tsauban Radhiyallahu Anhubahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda,“Istiqamahlah (konsistenlah) kalian semua (dalam menjalankan perintah Allah) dan kalian tidak akan pernah dapat menghitungpahala yang akan Allah berikan. Ketahuilah bahwa sebaik-baik perbuatan adalah shalat, dan tidak ada yang selalu memelihara wudhunya kecuali seorang mukmin.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

3. Bersiwak (Menggosok Gigi dengan Kayu Siwak)
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anhabahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda,“Siwak dapat membersihkan mulut dan sarana untuk mendapatkan ridha Allah.” (HR. Ahmad dan An-Nasa`i)

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Andaikata tidak memberatkan umatku niscaya aku memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Bersiwak disunnahkan setiap saat, tetapi lebih sunnah lagi saat hendak berwudhu, shalat, membaca Al-Qur`an, saat bau mulut berubah, baik saat berpuasa ataupun tidak, pagi maupun sore, saat bangun tidur, dan hendak memasuki rumah.

Bersiwak merupakan perbuatan sunnah yang hampir tidak pernah dilakukan oleh banyak orang, kecuali yang mendapatkan rahmat dari Allah. Untuk itu, wahai saudaraku, belilah kayu siwak untuk dirimu dan keluargamu sehingga kalian bisa menghidupkan sunnah ini kembali dan niscaya kalian akan mendapatkan pahala yang sangat besar.

4. Shalat Istikharah
Diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu Anhubahwa ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallammengajarkan kepada kita tata cara shalat istikharah untuk segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan surat-surat Al-Qur`an kepada kami.” (HR. Al-Bukhari)
Oleh karena itu, lakukanlah shalat ini dan berdoalah dengan doa yang sudah lazim diketahui dalam shalat istikharah.

5. Berkumur-Kumur Dan Menghirup Air dengan Hidung Dalam Satu Cidukan Telapak TanganKetika Berwudhu
Diriwayatkan dari Abdullah bin Zaid Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallamberkumur-kumur dan menghirup air dengan hidung secara bersamaan dari satu ciduk air dan itu dilakukan sebanyak tiga kali. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

6. Berwudhu Sebelum Tidur Dan Tidur Dengan Posisi Miring Ke Kanan
Diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Jika kamu hendak tidur, maka berwudhulah seperti hendak shalat, kemudian tidurlah dengan posisi miring ke kanan dan bacalah, ‘Ya Allah, Aku pasrahkan jiwa ragaku kepada-Mu, aku serahkan semua urusanku kepada-Mu, aku lindungkan punggungku kepada-Mu, karena cinta sekaligus takut kepada-Mu, tiada tempat berlindung mencari keselamatan dari (murka)-Mu kecuali kepada-Mu, aku beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dan dengan nabi yang Engkau utus’. Jika engkau meninggal, maka engkau meninggal dalam keadaan fitrah. Dan usahakanlah doa ini sebagai akhir perkataanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

7. Berbuka Puasa Dengan Makanan Ringan
Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallamberbuka puasa sebelum shalat maghrib dengan beberapa kurma basah. Jika tidak ada maka dengan beberapa kurma kering. Jika tidak ada, maka beliau hanya meminum beberapa teguk air.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

8. Sujud Syukur Saat Mendapatkan Nikmat Atau Terhindar Dari Bencana
Sujud ini hanya sekali dan tidak terikat oleh waktu. Diriwayatkan dari Abu BakrahRadhiyallahu Anhu ia berkata, “Jika RasulullahShallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan sesuatu yang menyenangkan atau disampaikan kabar gembira maka beliau langsung sujud dalam rangka bersyukur kepada Allah.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

9. Tidak Begadang Dan Segera Tidur Selesai Shalat Isya`
Hal ini berlaku jika tidak ada keperluan saat begadang. Tetapi jika ada keperluan, seperti belajar, mengobati orang sakit dan lain-lain maka itu diperbolehkan. Dalam hadits shahih dinyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak suka tidur sebelum shalat isya` dan tidak suka begadang setelah shalat isya`.


10. Mengikuti Bacaan Muadzin
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu Anhu bahwa dia mendengar RasulullahShallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh muadzin, kemudian bershalawatlah kepadaku. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali. Kemudian mintakan wasilah untukku, karena wasilah merupakan tempat di surga yang tidak layak kecuali bagi seorang hamba Allah dan aku berharap agar akulah yang mendapatkannya. Barangsiapa yang memintakan wasilah untukku maka ia akan mendapatkan syafaatku (di akhirat kelak).” (HR. Muslim)


11. Berlomba-Lomba Untuk Mengumandangkan Adzan, Bersegera Menuju Shalat, Serta Berupaya Untuk Mendapatkan Shaf Pertama.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Andaikata umat manusia mengetahui pahala di balik adzan dan berdiri pada shaf pertama kemudian mereka tidak mendapatkan bagian kecuali harus mengadakan undian terlebih dahulu niscaya mereka membuat undian itu. Andaikata mereka mengetahui pahala bergegas menuju masjid untuk melakukan shalat, niscaya mereka akan berlomba-lomba melakukannya. Andaikata mereka mengetahui pahala shalat isya dan subuh secara berjamaah, niscaya mereka datang meskipun dengan merangkak.”(HR. Al-Bukhari dan Muslim)


12. Meminta Izin Tiga Kali Ketika Bertamu
Jika tidak mendapatkan izin dari tuan rumah, maka konsekuensinya anda harus pergi. Namun, banyak sekali orang yang marah-marah jika mereka bertamu tanpa ada perjanjian sebelumnya, lalu pemilik rumah tidak mengizinkannya masuk. Mereka tidak bisa memaklumi, mungkin pemilik rumah memiliki uzur sehingga tidak bisa memberi izin. AllahTa’ala berfirman, “Dan jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah!” Maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nuur: 28)
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Adab meminta izin itu hanya tiga kali, jika tidak diizinkan maka seseorang harus pulang.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


12. Mengibaskan Seprai Saat Hendak Tidur
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Jika kalian hendak tidur, maka hendaknya dia mengambil ujung seprainya, lalu mengibaskannya dengan membaca basmallah, karena dia tidak mengetahui apa yang akan terjadi di atas kasurnya. Jika dia hendak merebahkan tubuhnya, maka hendaknya dia mengambil posisi tidur miring ke kanan dan membaca, “Maha Suci Engkau, ya Allah, Rabbku, dengan-Mu aku merebahkan tubuhku, dan dengan-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan nyawaku, maka ampunkanlah ia, dan jika Engkau melepasnya, maka lindungilah ia dengan perlindungan-Mu kepada hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Muslim)


13. Meruqyah Diri Dan Keluarga
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anhabahwa ia berkata, “Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa meruqyah dirinya dengan doa-doa perlindungan ketika sakit, yaitu pada sakit yang menyebabkan wafatnya beliau. Saat beliau kritis, akulah yang meruqyah beliau dengan doa tersebut, lalu aku mengusapkan tangannya ke anggota tubuhnya sendiri, karena tangan itu penuh berkah.” (HR. Al-Bukhari)


14. Berdoa Saat Memakai Pakaian Baru
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-KhudriRadhiyallahu Anhu ia berkata, “RasulullahShallallahu Alaihi wa Sallam jika mengenakan pakaian baru, maka beliau menamai pakaian itu dengan namanya, baik itu baju, surban, selendang ataupun jubah, kemudian beliau membaca, “Ya Allah, hanya milik-Mu semua pujian itu, Engkau telah memberiku pakaian, maka aku mohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan tujuannya dibuat, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan tujuannya dibuat.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)


15. Mengucapkan Salam Kepada Semua Orang Islam Termasuk Anak Kecil
Diriwayatkan dari Abdullah bin AmruRadhiyallahu Anhu, ia menceritakan, ”Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ‘Apa ciri keislaman seseorang yang paling baik?’Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Kamu memberikan makanan (kepada orang yang membutuhkan) dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal.”(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu Anhubahwa ia menuturkan, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan melewati kumpulan anak-anak, lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka semua.”(HR. Muslim)


16. Berwudhu Sebelum Mandi Besar (Mandi Junub)
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anhu,Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallamingin mandi besar, maka beliau membasuh tangannya terlebih dahulu, lalu berwudhu seperti hendak shalat, kemudian memasukkan jemarinya ke airdan membasuh rambutnya dengan air. Selanjutnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menuangkan air tiga ciduk ke kepalanya dengan menggunakan tangannya, lalu mengguyur semua bagian tubuhnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


17. Membaca ‘Amin’ Dengan Suara Keras Saat Menjadi Makmum
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Jika imam membaca “Amin” maka kalian juga harus membaca “Amin” karena barangsiapa yang bacaan Amin-nya bersamaan dengan bacaan malaikat maka diampunkan dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa kaum salafus-shalih mengeraskan bacaan “Amin” sehingga masjid bergemuruh.


18. Mengeraskan Suara Saat Membaca Zikir Setelah Shalat
Di dalam kitab Shahih Al-Bukhari disebutkan, “Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma mengatakan, mengeraskan suara dalam berzikir setelah orang-orang selesai melaksanakan shalat wajib telah ada sejak zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ibnu Abbas juga mengatakan, “Aku mengetahui orang-orang telah selesai melaksanakan shalat karena mendengar zikir mereka.” (HR. Al-Bukhari)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Disunnahkan mengeraskan suara saat membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat.”


Sunnah ini tidak dilakukan di banyak masjid sehingga tidak dapat dibedakan apakah imam sudah salam atau belum, karena suasananya sepi dan hening. Caranya adalah imam dan makmum mengeraskan bacaan tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah) dan takbir (Allahu Akbar) secara sendiri-sendiri, bukan satu komando dan satu suara. Adapun mengeraskan suara ketika berzikir dengan satu komando, satu suara dan dipimpin oleh imam maka dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Ada yang mengatakan sunnah secara mutlak, ada yang memandang sunnah dengan syarat-syarat tertentu dan ada pula yang mengatakan bahwa zikir berjamaah adalah perbuatan bid’ah.


19. Membuat Pembatas Saat Sedang Shalat Fardhu Atau Shalat Sunnah
Diriwayatkan dari Abu Said al-Kudri Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Ketika kalian hendak shalat, maka buatlah pembatas di depannya dan majulah sedikit, dan janganlah membiarkan seseorang lewat di depannya. Jika ada orang yang sengaja lewat di depannya, maka hendaknya dia menghalanginya karena orang itu adalah setan.” (HR. Abu dawud dan Ibnu Majah)


Diriwayatkan dari Abdullah bin UmarRadhiyallahu Anhuma, ia berkata, “Rasulullah menancapkan tombak di depannya, lalu shalat di belakang tongkat itu.” (HR. Al-Bukhari)
Sunnah ini sering diabaikan, terutama saat melakukan shalat sunnah.


Wahai saudaraku! Jadilah seperti orang yang diungkapkan oleh Abdurrahman bin Mahdi, “Aku mendengar Sufyan berkata, ‘Tiada satu hadits pun yang sampai kepadaku kecuali aku mengamalkannya meskipun hanya sekali.”


Muslim bin Yasar mengatakan, “Aku pernah melakukan shalat dengan memakai sandal padahal shalat tanpa sandal sangat mudah dilakukan. Aku melakukan itu hanya ingin menjalankan sunnah RasulShallallahu Alaihi wa Sallam.”


Ibnu Rajab menuturkan, “Orang yang beramal sesuai ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,meskipun amal itu sangat kecil, maka itu akan lebih baik daripada orang yang beramal tidak sesuai dengan ajaran RasulullahShallallahu Alaihi wa Sallam meskipun dia sangat bersungguh-sungguh.”


Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang mengikuti sunnah rasul-Mu dan mengikuti jejaknya. Ya Allah, kumpulkanlah kami dan kedua orang tua kami bersamanya di surga wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.

Kamis, 14 April 2016

PENDAFTARAN PONDOK PESANTREN AL ITTIFAQIAH INDRALAYA OGAN ILIR




1. PROGRAM PENDIDIKAN KURIKULER
  • TK-TPQ 
  • Madrasah Diniyah
  • Madrasah Tahfidz Al-Quran Lil Athfal
  • Madrasah Ibtidaiyah (Akreditasi B)
  • Madrasah Aliyah (Akreditasi A)
  • Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Quran Al-Ittifaqiah (STITQI) Akreditasi B,  Jurusan Pendidikan Agama Islam, Jurusan Bahasa Arab dan Jurusan Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak.

2. PROGRAM PENDIDIKAN EKSTRAKURIKULER
  • Pembinaan al Qur’an
  • Kursus
  • Pelatihan
  • Penataran
  • Keterampilan
  • Seni
  • Olahraga
  • Pengembangan Wawasan
  • Dakwah

3. PROGRAM PENDIDIKAN TAKHASUS
  • LEMTATIQI
  • Kursus Intensif Komputer
  • kursus Intensif Bahasa Arab, Inggris, dan Jepang serta Turki
  • Kursus Intensif MIPA
  • Kursus Intensif Nahwu Shorof
  • Kursus Intensif Fiqih & Bahsul Masail
  • Bimbingan Belajar Ujian Nasional dan lain-lain.

4. SYARAT PENDAFTARAN
  • Formulir dan Wawancara (dibayar pada saat mendaftar).
  • Mengisi formulir pendaftaran/perjanjian dengan ikhlas, jujur dan terbuka.
  • Menyerahkan foto copy ijazah terakhir yang dilegalisir (3 lembar).
  • Menyerahkan pasfoto berwarna terbaru ukuran 3×4 sebanyak 3 lembar (putra berpeci dan putri berjilbab).
  • Foto copy  NISN dan Kartu Keluarga serta KTP orang tua (masing-masing 3 lembar)
5. BIAYA (klik foto)
uraian dana 2016-2017
dana perlengkapan 2016-2017
JADWAL KEDATANGAN SANTRI BARU
– Belum ditentukan

Untuk info lebih lanjut bisa langsung datang ke Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya Ogan Ilir Sumatra Selatan yang beralamat di:
Jl. Lintas Timur Km. 36 Indralaya,
Kabupaten Ogan Ilir Propinsi
Sumatera Selatan 30662 Indonesia
Telepon : (62-711) 58001
Ferry Heryadi, 0811-7100-116
Ari Alhadi, 0812-7877-9260
Devison, 0813-6865-3870
E-mail : infoittifaqiah@ymail.com

Senin, 04 April 2016

sahabat ku itu adalah kakak ku

“SAHABATKU ADALAH KAKAKKU”
Aku adalah seorang gadis yang tentunya mempunyai harapan - harapan yang ingin sekali kucapai. Salah satu harapan itu adalah ketulusan kasih sayang seorang kakak. Kakak laki-laki yang dengan ketulusan hatinya menyayangi aku. Tapi sayangnya, aku anak pertama dan mempunyai satu adik perempuan. Mustahil sekali kalau aku mengharapkan hadirnya seorang kakak.
CERPEN SAHABATKU ADALAH KAKAKKU
Aku mempunyai banyak sekali teman cowok, entah mereka sudah bekerja ataupun masih bersekolah. Meskipun aku cewek, aku senang bergaul dengan cowok. Aku bisa mendapatkan kenyamanan yang lebih dari mereka, dibandingkan jika aku bergaul dengan teman cewek. Cowok selalu mengatakan apa yang salah atau kurang benar dari diri aku. Mereka selalu jujur, meskipun terkadang juga menyakitkan. Tapi itu bisa membuat diriku menjadi lebih baik. Berbeda dengan teman cewek, teman cewek selalu ngomongin kekuranganku dibelakangku. Selain itu, cewek lebih cerewet dan jika aku curhat sama mereka, mereka lebih banyak mengomentari aku dan solusinya jarang sekali bisa membuat masalahku selesai. Omelan-omelan saja yang tertinggal ditelinnggaku. Teman cewek jarang sekali jujur. Pasti ada saja yang disembunyikan. Makanya aku kurang nyaman jika aku curhat sama temanku cewek. Tapi di sisi lain, aku juga sangat membutuhkan mereka. Itulah alasannya kenapa aku pengen banget punya kakak cowok. Aku pengen ada yang ngelindungi aku, ada yang ngertiin aku, kapanpun aku butuh teman curhat, dia selalu ada. Pokoknya aku pengen banget punya kakak cowok.
Dari sekian banyak temanku yang cowok, ada satu yang ingin sekali aku jadikan kakak. Dia namanya Andi. Dia sudah bekerja dan mempunyai seorang cewek. Setiap hari aku selalu berkomunikasi dengan dia, entah lewat telpon ataupun bertemu secara langsung. Setiap aku ada masalah, aku selalu cerita sama dia. Dia juga selalu dengerin cerita-cerita aku dan memberi saran yang dapat membantu memecahkan masalahku. Aku nyaman sekali berteman sama dia. Dia ngerti banget dengan perasaanku. Begitu juga dengan sebaliknya, dia selalu cerita ke aku kalau dia ada masalah. Sebisa mungkin aku bantu dia buat mecahin masalahnya, karena aku nggak pengen mengecewakan dia. Dia sudah banyak membantu aku. Aku ingin membalas semua kebaikan dia. Bagiku dia dewasa banget buat aku.
Suatu hari, aku pengen banget ketemu sama dia. Aku mencoba buat telpon dia.
Kriing. . .kriiinngg. . .kriiinng . . .
“Hallo, Assalamu’alaikum…!!” Angkat seseorang yang kupikir itu Andi.
“Wa’alaikumsalam…!!” Jawabku santai.
“Ini siapa ya ?? “ Tanyanya kepadaku.
“Lho…kok lupa. Lupa beneran apa pura-pura lupa ?” Jawabku sambil bercanda.
“Ini siapa sich…maaf ya aku nggak kenal kamu siapa.” Dia menegaskan.
“Udah dech…nggak usah mulai lagi. Kamu lagi kerja ?” Aku mulai serius.
“Lho kamu ini lho siapa ? Aku nggak tau kamu ini siapa tiba-tiba kamu tanya-tanya tentang aku. Jangan sok kenal dech…!!” Dia nggak terima dan marah-marah sama aku karena dia merasa tidak mengenali aku.
Aku sendiri merasa heran, kenapa Andi nggak mengenali aku. Suaraku pun dia nggak tau. Aku sempat berfikiran kalau yang aku telpon bukan Andi. Tapi anehnya, suara orang dalam telpon itu adalah suara Andi.
“Kamu Andi kan ? temanku yang sering ngatain aku cerewet ?” Tanyaku heran.
“Andi siapa ? Aku bukan Andi. Aku Irfan. Kamu salah orang.” Penjelasan dia meyakinkanku.
“Nggak mungkin aku salah orang. Ini nomornya Andi.” Aku tetap nggak percaya.
“Maaf ya…?!! Aku memang bukan Andi, aku ini Irfan.” Sekali lagi dia meyakinkanku.
Sebenarnya apa sich yang terjadi ? aku ngerasa bingung banget. Emang aku yang salah orang atau Andi yang ngerjain aku…??
“Kamu temannnya Andi ya ? Yang pinjem HP-nya Andi ?” Keherananku memperjelas situasi.
“Ya udah, gini aku jelasin. Namaku Irfan. Dari tadi kamu ngira kalau aku ini Andi. Mungkin yang kamu maksud adalah Andi temanmu yang juga sama dengan Andi temanku.” Penjelasan singkat Irfan.
“Jadi kamu beneran bukan Andi ?” Aku sedikit ragu.
“Bukan. Aku ini temannya.” Jawab dia singkat.
“Trus kenapa HP-nya dia bisa ada di kamu ?” Aku masih bingung.
“HP-nya dijual ke aku. Baru tadi pagi Andi memberi HP ini ke aku. Tuk sementara nomornya tak pakai. Mungkin satu minggu.” Penjelasan dia santai.
“Owh... Aku minta maaf ya ? Aku udah salah orang. Aku kira kamu Andi. Soalnya Andi nggak bilang sama aku kalau HP-nya dijual. Jadi aku nggak tau apa-apa. Sekali lagi aku minta maaf ya ?” Permohonan maafku penuh penyesalan.
“Iya nggak apa-apa….” Jawabnya singkat.
Terjawab sudah semua keanehan yang aku rasakan. Ternyata yang aku telpon adalah Irfan, teman Andi. Aku minta maaf sama Irfan karena dari awal aku ngotot kalau dia adalah Andi.
“Eh,… udah dulu ya ? Aku udah masuk kerja.” Permohonan dia kepadaku.
“Oh iya… maaf ya aku udah ganggu waktu kamu...” Aku masih merasa bersalah.
“Nggak apa-apa kok. Kamu sama sekali nggak ganggu aku” Dia menenangkanku.
“Ya udah kamu lanjutin kerja kamu. Salam kenal aja ya ?” Aku udah lega.
“Iya. Salam kenal juga. Udah dulu ya ? Assalamu’alaikum…!!” Dia mengakhiri pembicaraan.
“Wa’alaikumsalam...!!” Jawabku.
Disamping aku lega, entah kenapa aku masih nggak yakin kalau dia bukan Irfan, tetapi Andi. Suaranya itu mirip banget dengan suara Andi. Setelah aku pikir-pikir, udahlah aku cuek aja. Mungkin cuma perasaanku aja kalau tadi itu Andi, karena aku pengen banget ketemu sama Andi. Nggak mungkin juga Andi ngebohongin aku.
Udah beberapa hari aku nggak pernah berkomunikasi sama Andi. Aku nggak tau kabar dia, karena dia nggak ngasih tahu nomor barunya ke aku. Aku juga nggak pernah ketemu sama dia. Akhirnya aku sering berkomunikasi sama Irfan. Dia orangnya care kok…! Meskipun aku baru kenal sama dia, tapi aku ngerasa kalau aku dekat banget sama dia. Aku ngerasa kalau dia udah nggak asing lagi. Suara dia mengingatkan aku sama Andi.
Suatu hari, Irfan telpon aku.
Kriiinngg……kriiingg…..kriinggg…
“Assalamu’alaikum…!!” Salamku kepada Irfan.
“Wa’alaikumsalam…!!” Irfan menjawab salamku.
“Ada apa ? Kok tumben telpon...” tanyaku santai.
“Emmm…nggak ada apa-apa sich, cuma pengen ngomong-ngomong sama kamu. Emang nggak boleh ?” Dia mulai ngajak becanda.
“Ya boleh-boleh aja sich…” Jawabku malu.
“Oh ya kamu nggak sibuk kan ?” Tanyanya santai.
“Nggak kok, emang kenapa ?” Aku merasa heran.
“Ya aku takut aja ganggu kamu.” Jawab dia memelas.
“Nggak kok, kamu sama sekali nggak ganggu aku. Oh ya, kita kan baru saja kenal, belum sampai satu minggu. Tapi kenapa ya aku ngrasa kayaknya kamu nggak asing lagi. Aku tuh ngerasa udah kenal banget sama kamu. Mungkin cuma perasaanku aja kali ya ?” Keherananku mulai muncul.
Setelah aku ngomong seperti itu, tiba-tiba saja Irfan terdiam. Dia nggak ngeluarin sepatah kata pun, kayaknya dia sedang mikirin sesuatu. Aku ikut terdiam karena kebingunganku. Sejenak dia menjawab
“Masak sich….. kamu aneh dech. Kita baru saja kenal masak kamu ngerasain seeprti itu. Kamu teringat Andi mungkin ?” Dia nggak percaya omonganku.
“Beneran aku emang ngerasain seperti itu. Udahlah nggak usah dibahas lagi, perasaanku aja mungkin.” Jawabku dengan nada memelas.
“Jangan memelas kayak gitu dong… jadi ngerasa bersalah nich aku...” Irfan merendahkan diri.
“Udahlah… Jangan saling ngerasa bersalah kayak gini.” Aku mencoba mencairkan suasana.
“Kamu kok hari ini lemas banget, nggak semangat gitu. Kamu lagi ada masalah ?” Irfan ngerasain keanehan pada diri aku.
“Emmm... Gimana ya ? Dibilang ada masalah sich nggak juga. Aku ngerasa bingung aja.” Aku membuat Irfan penasaran.
“Kalau aku boleh tau, kamu bingung kenapa ?” Tanya Irfan heran kepadaku.
Aku terdiam sejenak. Aku ngomong sama Irfan apa nggak tentang masalahku, karena aku baru kenal sama dia. Takutnya nanti dia nggak bisa jaga masalahku ini. Aku itu paling takut kalau ada orang lain yang membeberkan masalahku. Tapi hati kecilku mengatakan kalau Irfan bukan orang seperti itu. Dia nggak akan membeberkan masalah yang akan aku ceritakan sama dia. Aku nggak tau kenapa, aku ngerasa percaya banget sama Irfan. Aku seperti menemukan sesosok teman yang bisa melindungi aku seperti yang aku rasakan saat berteman dengan Andi.
“Lho kok diam ? Kalau kamu nggak mau cerita sama aku juga nggak apa-apa kok. Aku nggak maksa” Irfan mengalah.
“Sebenarnya sich aku nggak ada masalah, cuma aku bingung aja. Akhir-akhir ini cowokku nggak perhatian lagi sama aku. Aku nggak tau apa yang membuat dia kayak gitu. Entah ada yang salah dari diri aku atau emang dia udah nggak sayang lagi sama aku. Aku bingung harus tanya sama siapa. Aku percaya sama kamu, makanya aku cerita ke kamu biar bebanku terasa berkurang.” Aku memulai cerita masalahku ke Irfan.
“Owh,… jadi itu yang membuat kamu hari ini nggak semangat ? Nggak usah terlalu difikirin. Mungkin cowok kamu capek, atau mungkin cowok kamu lagi ada masalah sama kerjaannya juga. Kamu jangan nganggap dia udah nggak perhatian lagi sama kamu. Kamu masih percaya sama cowok kamu kan ?” Saran Irfan menenangkanku.
“Aku percaya banget sama dia. Ya…mungkin aku aja yang kurang ngerti keadaan dia.” Jawabku atas saran Irfan.
“Positif thinking aja. Yang namanya pacaran wajar kalau ada masalah. Semua orang juga pasti akan mengalaminya.” Irfan semakin menenangkanku.
“Iya….terima kasih banyak ya ? Kamu mau dengerin ceritaku. Terima kasih juga kamu udah ngasih saran buat aku. Aku sekarang jadi lebih tenang.” Kepuasanku atas saran Irfan.
Jujur, aku ngerasa heran banget dech. Perhatian yang diberikan Irfan buat aku sama banget dengan perhatian Andi dulu ke aku. Cara dia ngomong, cara dia nyuruh aku buat sabar, dan cara dia nuntun aku buat menyelesaikan masalah mengingatkanku pada sesosok Andi. Kenapa sich aku selalu merasakan kayak gini ? Kenapa aku selalu merasakan ada sesosok Andi pada diri Irfan ? sampai sekarang aku masih bertanya-tanya tentang hal itu. Tapi aku yakin, suatu saat nanti, aku pasti menemukan jawabannya.
“Emmm… Aku mau ngasih tau kamu tentang sesuatu.” Irfan tiba-tiba membuatku penasaran.
“Apa ???” Tanyaku heran.
“E…e…e… gimana ya ? Nggak jadi dech…. “ Irfan ragu dengan yang mau diomongin.
“Lhoo…kok nggak jadi ? Ada apa sich ? Nggak apa-apa ngomong aja.” Aku semakin bingung.
“Aku takut kamu marah sama aku.” Ketakutan Irfan sama aku.
“Kamu aneh ya ? Kamu kan nggak punya salah apa-apa sama aku. Kamu udah bantu aku. Tapi kenapa kamu malah takut aku marah sama kamu ? Justru aku berterima kasih banget sama kamu.” Kebingunganku sambil membuat Irfan tenang.
“Tapi aku masih takut kamu marah sama aku. Aku takut kamu nggak mau jadi temanku lagi.” Keraguan Irfan semakin besar.
“Aku janji, aku nggak akan marah sama kamu. Aku juga tetap nganggap kamu sebagai temanku, teman yang selalu ada buat aku. Nggak mungkin juga aku melupakan kamu. Aku udah menganggap kamu lebih dari teman. Aku menemukan perhatian dari sesosok kakak yang aku dapatin dari kamu.” Penjelasanku kepada Irfan untuk mencairkan suasana.
“Terima kasih banget kamu udah nganggap aku lebih dari teman. Sebenarnya aku sangat mengharapkan itu semua. Sebelumnya aku mau tanya sama kamu, selama ini yang kamu rasain, siapa sich diriku sebenarnya ? Dari suaraku, perhatian aku ke kamu…” Irfan mulai menjelaskan maksudnya.
“Kalau menurutku, suara kamu itu mirip banget dengan suara Andi. Perhatian kamu juga sama dengan apa yang dilakukan Andi ke aku. Dulu aku menganggap Andi adalah kakak buat aku, karena dia begitu mengerti aku dan bisa ngelindungi aku. Tapi satu minggu ini dia menghilang, nggak ada kabar sama sekali. Saat itu, aku mulai kenal sama kamu. Meskipun baru sebentar kita kenal, tapi aku menemukan sesosok kakak dari diri kamu. Aku ngerasa aku kenal banget sama kamu. Bagiku, sesosok kakak yang dulu hilang sekarang kembali lagi.” Urai panjangku kepada Irfan.
“Semua yang kamu rasakan itu benar.” Pernyataan Irfan mengagetkanku.
“Maksudnya ??” Kekagetanku dengan suara lantang.
“Aku udah ngebohongin kamu. Irfan dan Andi adalah satu. Aku ini Andi yang juga Irfan.” Penjelasan Irfan singkat.
Aku tetap nggak percaya dengan pernyataan Irfan kalau dia adalah Andi. Nggak mungkin juga Irfan ngerjain aku kayak gini.
“Apa sich maksud kamu ? Aku nggak ngerti. Kamu becanda kan ?” Aku nggak percaya dengan pernyataan Irfan.
“Aku nggak becanda. Aku ini serius. Tolong jangan marah sama aku. Aku tahu aku yang salah.” Irfan mencoba meyakinkanku.
Kenyataannya memang seperti itu. Irfan udah ngebohongin aku. Dia udah ngerjain aku. Aku kaget banget, setelah tau langsung dari Irfan sendiri kalau dia benar-benar ngebohongin aku.
“Jadi kamu ngebohongin aku ? Kenapa kamu ngelakuin itu ? Aku punya salah sama kamu ?” Aku tetap nggak terima.
“Dengerin penjelasanku dulu, aku ngelakuin semua itu pasti ada maksudnya…” Penjelasan Irfan tiba-tiba terhenti.
“Maksud apa ?? Maksud ngebohongin aku ? Iya ??” Aku memotong penjelasan Irfan.
“Bukan begitu, aku cuma pengen tau, sebenarnya kamu nganggap aku ini siapa sich ? Seberapa penting aku buat kamu,… cuma itu. Aku nggak ada maksud buat nyakitin perasaan kamu. Kamu jangan salah paham sama aku…” Penjelasan Irfan meyakinkanku.
“Tapi kenapa kamu harus ngelakuin kayak gini ? Kamu nggak mikir gimana perasaanku…” Aku membela diriku.
“Mungkin aku salah ngelakuin kayak gini. Aku minta maaf sama kamu.” Irfan merasa bersalah karena perbuatannya.
“Nggak segampang itu kamu minta maaf. Kamu nggak pernah tau rasanya dibohongin orang yang sangat kita percaya itu gimana. Yang kamu tau, kamu hanya mikirin perasaan kamu.” Penjelasanku singkat sambil nangis.
“Kalau kamu marah sama aku, kamu marah aja. Emang aku yang salah. Aku nggak mikirin perasaan kamu. Tapi jujur aku nggak ada maksud buat nyakitin perasaan kamu. Kamu jangan nangis lagi.” Irfan menenangkanku.
Hatiku sakit banget Irfan udah ngebohongin aku. Tapi hati ini nggak bisa benci sama dia. Selama ini dia udah terlalu baik sama aku.
“Aku memang menganggap kamu sebagai kakak aku. Tapi kamu jangan segampang itu ngebohongin aku. Sulit menemukan orang yang bisa kita percaya dan bisa melindungi kita. Disaat aku udah menemukan itu semua, kamu malah membuat aku kecewa.” Penjelasanku dengan suara tersedu.
“Sekarang hapus air matamu. Kalau kamu sedih, aku juga ikut sedih.” Irfan berusaha menenangkanku.
“Kali ini aja kamu buat aku sedih kayak gini.” Permintaanku kepada Irfan.
“Iya, aku janji. Ini yang pertama dan terakhir kali aku ngelakuin kayak gini.” Irfan menyetujui permintaanku.
Setelah Irfan berusaha menenangkanku, aku sekarang jauh lebih tenang. Aku udah nggak nangis lagi. Suasana juga udah mulai mencair. Sekarang kami mulai belajar saling percaya satu sama lain sebagai kakak dan adik biar nggak ada kebohongan dan salah paham lagi.
“Sekarang aku udah tau gimana perasaan kamu sesungguhnya. Sekarang kamu udah tenang kan ?” Irfan mulai merasa lega.
“Udah mendingan daripada tadi. Terima kasih atas pengertian kamu dan kamu mau jadi kakak aku, meskipun kenyataannya kita adalah teman.” Aku udah mulai tersenyum.
Begitu kecewanya aku tadi. Tapi di sisi lain kejadian ini sangat berkesan buat aku. Aku jadi lebih mengerti siapa Irfan alias Andi sebenarnya. Begitu berharga aku mempunyai seorang kakak, meskipun kami nggak ada hubungan darah. Tapi berawal dari pertemanan dan persahabatan, aku bisa menemukan sesosok kakak dari dirinya. Aku sangat sayang sama dia sebagai kakakku. Begitu juga sebaliknya, dia juga sayang banget sama aku. Begitu tulus semua kasih sayang yang dia berikan buat aku sebagai adiknya.
“Telponnya udah dulu ya, aku mau mandi. Udah jam 16.30 WIB. Entar aku dimarahin ibu.” Aku mengakhiri pembicaraan.
“Iya,. Aku juga mau main sepak bola sama teman-teman. Sekali lagi aku minta maaf ya ?” Andi masih ngerasa bersalah.
“Iya nggak apa-apa. Udah dech nggak usah minta maaf lagi.” Kerisihanku karena Andi minta maaf terus.
“Ok…ok…!! Aku janji akan jadi kakak yang baik buat kamu. Aku nggak akan mengecewakan kamu lagi.” Janji Andi padaku.
“Hmmm…Aku nggak butuh janji. Tapi aku butuh bukti.” Aku menyangkal janji Andi.
“Iya – iya... Pasti aku buktiin kok. Percaya dech sama aku. Ok...!!” Andi masih meyakinkanku.
“Ok... Katanya mau main sepak bola, ya udah sekarang siap-siap lho…” Sedikit perhatianku sama Andi sebagai seorang adik.
“Ok…!! Assalamu’alaikum….!!” Salam Andi.
“Wa’alaikumsalam…!!” Jawabku.
Aku pun segera mandi. Selesai mandi, aku duduk-duduk di teras rumah. Kejadian yang aku alami tadi selalu kuingat. Aku serasa mimpi, aku nggak percaya kalau aku sekarang punya seorang kakak, kakak yang sangat menyayangi aku. Harapanku udah terkabul buat memiliki seorang kakak. Begitu beruntungnya aku ini. Tak ada ungkapan yang bisa ku ucapkan buat menggantikan rasa senang yang aku rasakan.
Sore pun berganti malam. Tiba-tiba HP aku bunyi. Ternyata Andi memanggil.
“Hallo... Assalamu’alaikum…!!” Salamku sambil mengangkat telpon.
“Wa’alaikumsalam…!! Kamu lagi ngapain ?” Tanya Andi kepadaku.
“Nggak ngapa-ngapain kok, emang ada apa ?” Tanyaku heran.
“Emmm… boleh nggak aku sekarang main ke rumahmu ?” Andi minta izin sama aku.
“He’em kesini aja. Nggak apa-apa.” Jawabku singkat.
“Beneran nich nggak apa-apa ?” Andi meragukan jawabanku.
“Iya, beneran nggak apa-apa. Gitu aja pakai minta izin dulu. Masak kakak mau main ke rumah adiknya nggak boleh ? Kalau mau kesini, langsung aja kesini, nggak perlu malu-malu.” Aku mencoba meyakinkan.
“Tapi aku takut nanti kalau udah di rumah kamu, kamu mukulin aku, marah - marahin aku, gara-gara masalah tadi siang.” Ketakutan masih dirasakan oleh Andi.
“Nggak mungkin aku mukulin dan marah - marahin kamu. Masak anak orang diperlakukan kayak gitu… nggak mungkin banget kan ?” Lagi-lagi aku meyakinkan Andi.
“Kali aja kamu masih ada perasaan marah sama aku.” Andi masih nggak yakin.
“Udah dech… nggak percaya sama adiknya ya ?” Tanyaku sedikit kesal.
“Bukan begitu, aku percaya banget sama kamu. Ya udah bentar lagi aku kesitu.” Andi sudah merasa yakin buat ke rumahku.
“Ok dech… tak tunggu.” Jawabku singkat.
“Ok… Assalamu’alaikum…!!” Andi mennggakhiri pembicaraan.
“Wa’alaikumsalam...!!” Aku menjawab salamnya.
Aku pun menunggu kedatangan Andi dengan senang hati. Hampir dua minggu lebih Andi tidak kesini. Apakah ada perubahan pada dirinya, aku juga nggak tau. Selama ini aku hanya telpon-telponan saja sama dia.
Tak berapa lama kemudian dia udah datang.
“Assalamu’alaikum…!!” Salam dia didepan pintu.
“Wa’alaikumsalam…!! Ayo silahkan masuk, silahkan duduk.” Jawabku sambil mempersilahkan masuk.
Andi hanya tersenyum dan langsung duduk. Aku segera mengambilkan dia minum dan beberapa camilan buat menemani kami ngobrol.
“Oh ya, tumben kesini ? Kirain udah nggak mau ke rumahku lagi.” Tanyaku sambil becanda.
“Hmmm… tuh kan ? Mulai dech... Aku juga pengen kan ke rumah adikku.” Andi nggak mau kalah.
“Iya juga sich,.. aku juga pengen kakakku main kesini.” Aku juga nggak mau kalah.
“Aku kesini itu sebenarnya pengen minta maaf secara langsung sama kamu atas kesalahanku beberapa hari ini.” Penjelasan Andi kepadaku
“Tuh kan ? Bahas itu lagi dech…” Aku mulai kesal.
“Gini lho dik, aku mau ngelurusin semuanya, biar nggak ada salah paham lagi. Kemarin yang aku lakuin itu benar-benar pengen tau ketulusan kamu aja. Ternyata kamu emang tulus nganggap aku aku sebagai kakak kamu. Sebelumnnya aku nggak menyangka kalau kamu menganggap aku seperti itu.” Penjelasan Andi membuat hatiku luluh.
“Aku kan pernah bilang sama kamu, aku ngedapetin semua kasih sayang seorang kakak itu dari kamu. Kamu juga udah ngerti kan kalau aku dari dulu pengen banget punya seorang kakak, kakak yang bisa ngertiin dan ngelindungi aku. Sedangkan aku ini terlahir menjadi anak pertama. Nggak mungkin juga aku punya kakak sedarah. Tapi aku nggak patah semangat. Aku kenal sama kamu dan percaya kalau kamu bisa melindungi aku, hingga akhirnya aku nganggap kamu sebagai kakakku, itu udah lebih dari cukup. Aku nganggap kamu kakak sedarah aku.” Aku memberi penjelasan serius hingga membuat suasana hening.
“Dari semenjak kita kenal, aku juga pengen banget kamu jadi adik aku. Sekarang keinginanku buat punya adik terjawab sudah. Terima kasih banget ya kamu mau jadi adik aku ?” Jawab Andi sambil mengelus kepalaku.
Suasana menjadi haru karena keinginan yang sangat nggak mungkin terjadi, akhirnya terwujud juga. Kami sangat nggak menyangka kalau kami bisa mengalami kejadian seperti ini.
“Jadi, beneran nich kita jadi kakak adik ?” Tanyaku memperjelas lagi.
“He’em, kakak adik yang saling menyayangi.” Jawaban Andi meyakinkanku.
“Janji ya ? Kalau kita nggak akan saling mengecewakan dan harus saling menyayangi…” Persyaratanku sambil mengangkat jari kelingking.
“Janji !” Jawab Andi singkat sambil mengangkat jari kelingkingnya dan menyatukannya dengan jariku.
“Selamanya kita akan jadi kakak dan adik sejati.” Ucapku sama Andi bersamaan.
Akhirnya aku menemukan sesosok kakak dari diri Andi dan Andi juga menemukan sesosok adik dari diri aku. Kamu berjanji akan selalu menyayangi dan nggak akan mengecewakan satu sama lain.